Baiklah ini dia info kesehatan mengenai bekam , Bekam merupakan istilah yang dikenal dalam bahasa melayu, bahasa arab mengenalnya sebagai Hijamah, dalam bahasa inggris dikenal sebagai cupping, orang cina mengenalnya sebagai gua-sha, sedangkan orang Indonesia mengenalnya sebagai cantuk atau kop.
Bekam mulai dikenal dan dilakukan sejak jaman Mesir kuno, bangsa Mesir kuno pada saat itu dikenal sebagai bangsa yang banyak mengadakan perjalanan jauh untuk berdagang yang tentunya perjalanan tersebut banyak menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman di tubuh. Untuk mengurangi rasa tidak nyaman di tubuh tersebut, mereka berupaya untuk mengeluarkan cairan-cairan darah kotor yang mereka anggap mempengaruhi keseimbangan metabolisme di tubuh.
Pada perkembangannya, Bekam kemudian menyebar dan berkembang ke berbagai negara di dunia sebagai salah satu bentuk pengobatan yang ampuh.
Terapi bekam sudah diteliti oleh berbagai ahli di semua benua di dunia ini dan hasilnya betul-betul terbukti.
 Hasil percobaan yang pernah dilakukan Dr. Amir pada pasien terinveksi  
virus hepatitis C dan memiliki kadar besi cukup tinggi dalam darahnya.  
Setelah pasien diterapi bekam dan diberi obat Interferon dan Riboviron  
memiliki reaksi positif dan kekebalan meningkat. Padahal sebelum dibekam
  reaksi terhadap obat tersebut hampir tidak bereaksi.
Para pelaku medis dikejutkan oleh 
pernyataan ilmuwan Damaskus, Muhammad Amîn Syaikhû dalam artikel 
ilmiahnya. Di situ ditemukan hal yang luar biasa tentang terapi bekam
 dan rahasia umum tentang mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari 
praktik bekam terletak pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang 
menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara 
sempurna, sehingga tubuh menjadi mangsa empuk bagi berbagai penyakit.
Darah bekam yang keluar melalui proses bekam dilihat dari hasil penelitian laboratorium darah. Berdasarkan penelitian itu, terlihat hal-hal sebagai berikut :
Darah bekam yang keluar melalui proses bekam dilihat dari hasil penelitian laboratorium darah. Berdasarkan penelitian itu, terlihat hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa darah bekam mengandung 
sepersepuluh kadar sel darah putih (lekosit) yang ada di dalam darah 
biasa. Hal tersebut terlihat dalam seluruh kasus yang diteliti, tanpa 
ada pengecualian. Fakta ini menunjukkan bahwa terapi bekam tetap 
melindungi dan sekaligus menguatkan unsur-unsur sistem kekebalan.
2. Adapun eritrosit (sel darah merah), 
semua sel darah merah memiliki bentuk yang tidak normal, artinya sel-sel
 tersebut tidak mampu melakukan aktivitas, disamping juga menghambat 
sel-sel lain yang masih muda dan aktif. Hal tersebut mengindkasikan 
bahwasanya proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan 
darah yang tidak dibutuhkan lagi dengan tetap mempertahankan sel-sel 
darah putih di dalam tubuh.
3. Kapasitas ikatan zat besi dalam darah
 bekam tinggi sekali (550-1.100), satu hal yang menunjukkan bahwa bekam 
mempertahankan zat besi yang ada di dalam tubuh tidak ikut keluar 
bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam sebagai awal penggunaan zat 
besi tersebut dalam pembentukan sel-sel muda yang baru.
Sekarang ini terapi bekam diteliti 
banyak pihak. Penelitian meliputi mekanisme penyembuhan, cara kerja, 
serta manfaat kesehatan dari bekam.
 Salah satu penelitian yang mengemuka ialah yang dilakukan oleh Dr.Amir 
Muhammad Sholih. Beliau adalah Dosen Tamu di Universitas Chichago, yang 
juga peraih penghargaan di Amerika bidang pengobatan natural serta 
bagian dari anggota Organisasi Pengobatan Alternatif di Amerika.
Menurut beliau, pengobatan dengan bekam 
tengah dan telah dipelajari pada kurikulum kedokteran di Amerika. Hal 
tersebut dilatarbelakangi oleh fenomena pengobatan bekam yang terbukti 
bermanfaat karena orang yang melakukan pengobatan dengan bekam 
dirangsang pada titik saraf tubuh seperti halnya pengobatan akupuntur.
Namun yang membedakan terapi bekam 
dengan terapi akupunktur ialah pada terapi tusuk jarum reaksi yang 
dihasilkan hanyalah sebatas perangsangan, sedangkan pada terapi bekam 
selain proses perangsangan, juga terjadi proses pergerakan aliran darah.
Hal senada diungkapkan oleh Dr.Ahmad 
Abdus Sami, Kepala Divisi Hepatologi Rumah Sakit Angkatan Darat Mesir 
mengatakan, “Riset juga membuktikan, pembuangan sebagian darah seperti 
dalam terapi bekam terbukti mampu memulihkan reaksi pengobatan menjadi 
lebih cepat sehingga bekam bisa diterapkan sebagai terapi pendamping 
pengobatan medis.”

 
Posting Komentar